Ambil Peran Jadi Agen Pemutus Mata Rantai Hoax di Grup WA Keluarga

seaweedxyz
3 min readJul 4, 2021

--

Perkembangan teknologi yang tidak terbendung saat ini menimbulkan berbagai dampak ke dalam kehidupan manusia. Dampak disini dapat dipandang dalam dua sisi yaitu dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatif yang sangat kentara akibat perkembangan teknologi yang dekat dengan diri kita yaitu penyebaran hoax atau berita bohong melalui berbagai grup WhatsApp (WA). Peristiwa ini sangat sering kita jumpai apalagi di grup WA keluarga.

Grup WA keluarga dapat berisikan keluarga inti sampai keluarga besar yang anggotanya bisa mencapai puluhan orang. Anggota grup WA keluarga ini juga beragam dari anggota keluarga termuda yang usianya masih sangat kecil sampai Eyang yang sudah banyak umurnya. Justru grup WA keluarga biasanya didominasi oleh anggota keluarga yang telah sepuh. Dan sayangnya anggota keluarga yang sudah sepuh inilah yang kemudian paling rawan menjadi pelaku penyebaran berita hoax di grup WA tersebut.

Perilaku penyebaran hoax oleh mereka yang bisa kita sebut sebagai generasi X ini dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, generasi orang tua kita terlambat mengenal dalam mengenal internet dan media sosial dibandingkan generasi milenial seperti kita. Kedua, literasi digital yang rendah. Sudah menjadi rahasia umum bukan bahwa literasi digital di Indonesia masih sangat rendah apalagi bagi generasi orang tua kita. Yang terakhir, semakin bertambahnya usia, kemampuan kognitif manusia juga akan semakin berkurang sehingga sangat mudah bagi generasi orang tua kita termakan hoax.

Perilaku penyebaran hoax lewat keluarga menjadi tantangan yang yang mau tidak mau harus kita hadapi di masa sekarang bahkan masa yang akan datang. Mengapa hal ini sangat penting?

Salah satu perilaku penyebaran hoax yang biasa ditemui di grup WA keluarga (sumber gambar : https://media.suara.com/pictures/original/2020/05/01/41120-ingatkan-hoaks-malah-dikeluarkan-dari-wag-keluarga-twittermemecomicindo)

Hoax-hoax yang disebarkan di grup WA sangatlah beragam, mulai dari politik, agama, dan yang paling sering disebarkan saat ini adalah hoax terkait pandemi Covid-19. Tentu saja jika hal ini dibiarkan begitu saja akan menimbulkan dampak yang lebih besar. Hoax-hoax tersebut dapat menimbulkan kecemasan dan memicu kepanikan di masyarakat. Masyarakat akan cenderung memikirkan hal-hal buruk terkait hoax tersebut. Bahkan, hoax juga dapat mengganggu situasi emosional dan suasana hati yang berkepanjangan.Penyebaran hoax yang berkepanjangan ini dapat membentuk mental masyarakat ke arah pemahaman hoax yaitu mudah percaya dengan suatu informasi tanpa melakukan perbandingan atau klarifikasi terhadap sumbernya.

Menyadari bahanya hoax yang sangat mungkin menjadi tantangan di masa depan kelak, kita sebagai mahasiswa dapat menempatkan diri kita sebagai agen pemutus mata rantai hoax tersebut. Mulai dari diri kita sendiri dengan tidak mudah percaya akan suatu berita atau informasi yang baru diterima, mencari tahu kebenaran informasi yang muncul di grup tersebut, tidak mudah membagikan informasi yang sifatnya bias atau tidak jelas, dan menjadi korektor terhadap informasi-informasi yang muncul di grup WA tersebut. Bila ada informasi baru yang dibagikan ke grup tersebut, kita cari tahu terlebih dahulu kebenaran akan berita tersebut dan melakukan koreksi jika memang berita atau informasi tersebut tidak benar. Kita mulai dari grup WA terkecil yang kita bisa berperan di dalamnya. Dengan begitu, kita berharap ke depannya mata rantai hoax akan putus dan masyarakat menjadi lebih melek digital sehingga kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi akibat hoax yang berkepanjangan ini dapat dicegah.

#TantanganMasDep
#KATITB2021

Ditulis oleh Widya Anugrah Kinasih NIM 16520041 kelompok 85 dalam rangka memenuhi Tugas Tantangan Masa Depan Diklat Terpusat KAT ITB 2021.

Sumber terkait : https://tirto.id/masalah-orangtua-gemar-membagi-hoaks-di-medsos-dan-whatsapp-decZ

--

--

seaweedxyz
seaweedxyz

No responses yet